Judul : Dinamika Pemikiran Tentang Pendidikan Islam.
Penulis : Muhammad Tholhah Hasan.
Penerbit : Lantabora Press - Jakarta
Cetakan I : April 2006 M.
Tebal : 278 + xx.
Pendidikan merupakan nyawa peradaban, dan sampai
sekarang tidak ada satu bangsa dan satu negarapun yang tidak berusaha secara
serius untuk memajukan pendidikannya sesuai dengan tantangan yang dihadapinya.
Mengapa Amerika Serikat, Inggris,
Kanada, dan Jepang menjadi negara-negara yang maju dengan peradaban modernnya? Mengapa
sebagian besar negara-negara di Asia dan Afrika sampai sekarang ini belum dapat
mencapai kemajuan sebagaimana yang dicapai negara-negara tersebut, tidak lain
adalah karena tingkat kemajuan pendidikannya belum semaju mereka.
Seorang pemikir besar Islam, Syakib Arsalan, menulis dalam bukunya ”Limadza Taakhara al-muslimun, wa Taqaddama
Ghoiruhum”, dia melihat umat Islam dan negara-negara Islam (yang umumnya waktu
itu masih dijajah imprerialis Barat) dalam keadaan yang terbelakang dan sangat
memprihatinkan, sedangkan negara lain banyak yang sudah bangkit meraih
kemajuan. Akhirnya dia mengatakan, bahwa sebab utama kemunduran umat Islam dan
negara-negara muslim adalah karena, lemahnya dalam pemahaman dan pengamalan ajaran
agamanya (Islam) yang memberikan kekuatan jiwanya, dan karena ketertinggalannya
dalam penguasaan ilmu pengetahuan. Kedua sebabnya ini akhirnya berujung pada
rendahnya kualitas pendidikan Islam.
Ada beberapa hal yang menjadikan
ketertinggalan pendidikan Islam, antar lain:
Pertama Dalam beberapa abad, hampir semua kawasan atau
negara di dunia yang ditempati umat Islam, menjadi jajahan bangsa lain,
khususnya bangsa barat (Inggris,Perancis, Belanda, Pertugis), seperti Maroko,
Aljazair, Mesir, Suria, Pakistan, Iran, Indonesia dan Malaysia. Mereka tidak
hanya di jajah secara politis dan ekonomi, tetapi juga dijajah secara budaya
dan karekter.
Kedua Umat islam sendiri mengalami ”kelemahan peradaban”,
dimana aktivitas dan gairah berprestasi dan berkreasi mengalami penurunan.
Sebagai contoh, dalam dunia keilmuan mereka hanya berkutat pada memberi
komentar (syarah) atau memberi
ringkasan (mukhtashar), atau
mengulang-ulang masalah yang sudah dibahas orang sebelumnya (tikrar). Kreasi dan temuan-temuan baru yang
prestatif nyaris tidak muncul. Masa ini yang lebih dikenal sebagai masa
kebekuan dan ketidak berdayaan (’ashru
al-jumud wa al-khumil),
Ketiga Kekuasaan penjajah kemudian menjamah dunia
pendidikan di daerah kolonialnya, dan memaksakan sistem pendidikan sesuai
dengan kepentingan mereka, bahkan pendidikan yang dapat memperkokoh akar-akar
kolonialisme mereka, dan menjadikan bangsa jajahannya tidak berdaya untuk
melepaskan diri dari cengkeraman mereka serta kehilan gan jati diri dan
kepribadian mereka (penjajahan kultural).
Keempat Pada saat umat Islam dapat melepaskan diri dari
penjajahan pada awal abad ke-20 M. Dengan cara yang berbeda-beda, merekan
memang dapat merebut kemedekaan politik dengan berdirinya negara-negara bangsa
yang berdaulat, tetapi dalam bidang budaya termasuk pendidikan, umumnya masih
melanjutkan filsafat dan sisitem yang diwariskan oleh pihak kolonialis. Dan
bangsa-bangsa muslim yang baru merdeka itu belum sempat serius mengkaji ulang filsafat
dan sistem pendidikan Islam yang mereka perlukan.pendidikan akademis, budaya
relegius terdesak oleh arus budaya sekuler, sikap prilaku etis di pinggirkan oleh
model sikap dan prilaku pop dan hedonis
Buku ”Dinamika Pemikiran Pendidikan Tentang Islam”, merupakan salah satu
upaya untuk mengigatkan kembali kepada umat Islam, terutapama kepada para
ulama, cendikiawan muslim, para praktisi pendidikan Islam, tentang perkembangan
pemikiran dan capaian pendidikan Islam dalam sejarah umat manusia,
faktor-faktor yang mendorong dan faktor yang menghambat, dan peluang-peluang yang
dapat dicermati untuk kemajuan pendidikan Islam di tengah-tengah masyarakat
modern yang penuh tantangan sekarang ini, sebagai upaya dalam meningkatkan
kualitas pendidikan Islam.
Dengan hadirnya buku ”Dinamika Pemikiran Pendidikan Tentang Islam”, telah
membawa angin segar dalam dunia pendidikan Islam, karena buku ini memuat
tentang dasar-dasar teologis dan filosofis dari pendidikan Islam, termasuk
pemahaman tentang konsep ”Fitrah” dalam Islam, perjalanan dan peranan
pendidikan Islam dalam sejarah, mengenalakan beberapa tokoh-tokoh pemikir dan
praktisi pendidikan Islam dan poko-pokok pemikirannya, pendidikan Islan di
Indonesia dan tentang tantangan-tantangan yang sekarang di hadapi oleh
pendidikan Islam dalam rangka merekonstruksi kebangkitan umat di era
globalisasi.
*)Hamdany
Penulis adalah
Mahasiswa Jurusan Pendidika Agama Islam UIN Malang, Pengurus HMJ PAI, Dan Aktif
di Lembaga Kajian, Penelitian & Pengembangan Mahasiswa (LKP2M) UIN Malang.
Sekaligus Aktivis PMII Chondrodimuko.
Nb. Suddah Di
Muat di Koran Pendidikan.
BIODATA SINGKAT
Nama : Hamdany
TTL : Pontianak,
13 Maret 1985
Mahasiswa : Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas
Tarbiyah UIN Malang.
Alamat :
Jl. Gajayana No. 50 Malang
Hp : 081334285538